Senin, 01 November 2010

[REVIEW] Eat Pray Love

halo, perkenalkan gue masreview. disini tugas gue adalah me-review setiap film-film yang gue tonton. Berhubung gue lebih banyak nonton daripada masmovie, maka untuk rubik review diserah kan kepada gue. Sip sip.


Ini film pertama yang mau gue review. Eat Pray Love.


Ini dia film yang ditunggu-tunggu seluruh masyarakat Indonesia. Eat Pray Love. yap, film based on true story yang ditulis oleh Elizabeth Gilbert--diperankan oleh Julia Roberts, artis top Hollywood yang namanya melejit lewat film Pretty Woman dan Erin Brokovich--ini salah satu nya mengambil lokasi di Bali. Boleh lah bangga sedikit kita sebagai orang Endonesa sekali-kali disorot di layar Hollywood. Apalagi di film ini juga melibatkan salah satu artis lokal, salah satunya adalah Christine Hakim, yang berperan sebagai wayan (“dukun”-nya orang Bali kalau boleh dibilang).

Cerita film ini sebenarnya ringan dan simple. Namun dikemas cukup apik disertai karisma Julia Roberts yang “waw” (serta Bali tentunya) membuat nilai tambah film Eat, Pray, Love. Film ini menceritakan seorang jurnalis bernama Elezabeth (dipanggil Liz) yang sudah seringkali mengelilingi dunia. Suami impian, rumah mewah, karir cemerlang, hingga travelling ke 100 Places To See Before You Die sudah doi raih. Namun ada sesuatu yang “kurang” dihatinya, semua itu tidak membuatnya bahagia. Liz justru merasakan batinnya seringkali tersiksa. Kemudian diambillah langkah nekat. Liz memutuskan untuk meninggalkan suaminya serta karirnya demi menemukan jati dirinya.


Tujuan pertama Liz pergi ke Italia. Disana Liz belajar mengikuti gaya hidup orang Italia. Tanpa lagi mempedulikan penampilan seperti layaknya wanita yang memerhatikan bentuk tubuhnya, Liz memuaskan makan-makanan yang enak disana (EAT). Dari Italia kemudian Liz berangkat ke India. Di India Liz belajar keagaamaan di padepokan Hindu untuk mempelajari kepercayaannya terhadap Tuhan (PRAY). Dan tujuan terakhirnya adalah Bali, dimana Liz menemukan cinta (LOVE), serta belajar bagaimana cara hidup seimbang antara duniawi dan batin.

Untuk kita orang Indonesia yang menonton film ini pasti setidaknya sedikit banyak bisa berbangga sedikit karena Bali disorot “lebih lama” dibanding di Italia atau pun India. Dan di Bali pula lah ending film ini ditutup, terutama saat Julia Roberts bilang “Terima Kasih” , akhirnya ngomong bahasa Indonesia juga dia di akhir film, rasanya bangga banget gitu loch, hehe norak ya emang. Intinya film ini emang film wajib buat ditonton buat orang Endonesa!!

Satu lagi hal yang lucu ketika Liz bilang (kurang lebihnya) : “I‘m going to start in Italia, then India, and end it in BALI.” Kenapa BALI, dan bukan INDONESIA? Kecuali kalau Roma, Bombay, and Bali itu baru cocok, hehe :D

Untuk film ini gue memberikan rating (7.8/10) which is good enough.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar